Menu - Pages

Jumat, 26 Mei 2017

Laporan Perjalanan Museum Indonesia

MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR

“LAPORAN PERJALANAN MUSEUM INDONESIA”



Disusun Oleh :
Bagus Adji Samudra  (11116312)
Gamanepa Camiko     (12116969)
Muhammad Dimas F  (14116773)
Musa Rafael Z             (15116169)
Salma Nisa                   (16116774)


KELAS 1KA13
FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI
Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Dosen : Meti Nurhayati







KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini, meskipun materi dan metode penyusunan banyak kekurangan dikarenakan pengetahuan penulis yang masih sedikit, walaupun demikian ini merupakan suatu pengalaman dan kebanggan yang dapat diambil manfaatnya dimasa yang akan datang.
Penyusunan laporan ini sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan dan memperluas cakrawala para mahasiswa
Laporan ini berjudul: “LAPORAN PERJALANAN KE MUSEUM INDONESIA”
Adapun data-data yang menjadi sumber penulisan laporan yang diperoleh dari mempelajari beberapa buku dari perpustakaan dan beberapa sumber dari Wikipedia atau internet.
Selama proses penyusunan ini, penulis berusah sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin, agar kelak laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
  






PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Taman Mini Indonesia Indah merupakan suatu kawasan objek wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur. Taman ini merupakan rangkuman kebudayaan bangsa Indonesia, yang mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari masyarakat dari banyak provinsi di Indonesia yang di tampilkan dalam bentuk anjungan daerah berarsitektur tradisional, serta menampilkan aneka busana, tarian, dan tradisi daerah. Selain anjungan dari berbagai provinsi di Indonesia, TMII juga terdapat berbagai sarana rekreasi dan museum-museum lainnya. Seperti, Museum Air Tawar, Museum IPTEK, Museum Al-qur’a, Museum Indonesia, dan sebagainya. Di tengah-tengah TMII terdapat sebuah danau yang menggambarkan miniatur kepulauan Indonesia yang sangat mirip dengan aslinya.
Museum Indonesia ini dibangun tahun 1976 dan diresmikan pada 1980 yang bertepatan dengan peringatan HUT ke-5 Taman Mini 'Indonesia Indah' oleh Presiden Soeharto. Museum ini berfungsi sebagai tempat pameran tetap dengan pemaparan benda koleksinya yang terbagi kedalam 3 tema. Lantai 1, bertemakan Bhinneka Tunggal Ika yang menampilkan keanekaragaman pakaian adat dan pakaian pengantin. Lantai 2, bertemakan manusia dan lingkungan sedangkan lantai 3, bertemakan seni dan kriya yang menampilkan hasil seni garapan dan seni ciptaan baru.


Rumusan Masalah
1.      Bagaimana peranan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sebagai wahana ilmu pengetahuan
2.      Bagaimana peranan Taman Mini Indonesia (TMII) sebagai obyek wisata?

  Tujuan
1.      Mahasiswa memperoleh kegiatan positif sebagai wahana untuk meningkatkan daya nalar terhadap obyek yang dikaji.
2.      Mahasiswa dapat mengaplikasikan pengetahuan sacara teoritis terhadap pengetahuan praktis dan mengetahui lebih banyak lagi tentang teori beserta pengembangannya






MUSEUM INDONESIA






Sejarah Singkat
Museum Indonesia merupakan salah satu bangunan yang terdapat di taman mini Indonesia indah yang letaknya berada di samping gedung pusat  pengelola TMII dengan posisi menghadap arah selatan . Mulai di bangun pada tahun 1976 di atas tanah seluas 20.100 meter persegi , sedangkan gedung utama seluas 7.000 meter persegi . Museum ini di resmikan  oleh presiden Soeharto pada tanggal 20 april 1980 bertepatan dengan ulang tahun ke-5 TMII. Pembangunan museum ini di prakarsai oleh bu Tien Soeharto, sedangkan perancangan bangunanya (arsitektur) adalah bapak Ida Bagus Tugur , putra Bali. Museum Indonesia yang megah dan sarat dengan patung-patung serta ukiran-ukiran ini di bangun dengan berpedoman kepada arsitektur tradisional bali yang di kembangkan.








Sebelum para pengunjung masuk ke dalam gedung utama museum ini berlantai tiga, pengunjung akan memasuki gedung museum yang di sebut Kori Agung. Kori Agung merupakan pintu utama yang berbentuk candi,sehingga di sebut juga candi kurung  karena bagian ujung atas gerbang ini se akan-akan mengurung pintu candi. Dari arah barat pengunjung juga biasa melihat sebuah bangunan yang sama dengan candi kurung, di sebut candi bentar. Pada bangunan candi kurung atau kori bagian atas gerbangnya tidak saling bertemu atau melengkung dan candi bentar adalah sebagai gerbang ke dua museum Indonesia .Museum Indonesia ini di kelilingi oleh pagar tembok dengan pintu pintu gerbangnya yang berbentuk candi kurung dan candi bentar , dengan demikian keberadaan museum Indonesia ini di anggap sebagai pura




Berikut adalah koleksi-koleksi pakaian pengantin adat dari Solo:


PENGANTI SOLO BASAHAN :
Busana pengantin solo basahan adalah salah satu model busana pengantin daerah jawa tengah.  Kedua Pengantin berbusana bahu terbuka namun kelihatan sangat berwibawa. Dahulu model busana ini hanya di kenakan pada golongan golongan bangsawan akan tetapi          sekarang menjadi busana pengantin untuk masyarakat umum . dalam penampilanya  di pelaminan di sisi kiri dan kanan pengantin berdiri kedua orang tua mempelai.






LANTAI I : BHINNEKA TUNGGAL IKA

Di ruangan ini pengunjung disuguhi satu pergelaran wayang kulit yang sangat menarik dalam sebuah diorama. Lengkap dengan seperangkat gamelan Jawa berikut boneka-boneka penabuh dengan seragamnya. Seperti biasanya pertunjukan wayang, pertunjukan ini juga dipimpin oleh seorang dalang dalam bentuk boneka dan didampingi oleh waranggana atau pesinden. Cerita atau lakon yang sedang dimainkan diambil dari serita Mahabrata yaitu Perang Kembang / Perang Tanding antara Kesatria (Arjuna) dengan seorang raksasa (Cakil).
Seni pewayangan bukanlah monopoli masyarakat Jawa saja tapi juga di daerah lain sudah mengenal seni wayang seperti yang dipamerkan di ruanagn ini : wayang Golek dari Jawa Barat, wayang Gedok dari Yogyakarta, wayang Suluh dari Jawa Timur yang digunakan sebagai sarana informasi kepada masyarakat pada jaman Revolusi Kemerdekaan pada tahun 1944, yang kemudian baru disebar luaskan pada tahun 1947 berkaitan dengan Proklamasi Kemerdekaan pada saat itu. Juga ada wayang kulit dari Bali, wayang Wahyu dari Jawa Tengah yaitu yang  digunakan untuk menyebarkan agama Kristen pada saat itu. Wayang madya dari Cirebon, wayang Tengul dari Yogyakarta, wayang Klitik dari Yogyakarta, wayang Krucil dari Jawa Timur dan lain sebagainya. Sedangkan pengertian wayang adalah gambar atau bayang yang menunjukkan karakter manusia yang beragam.











LANTAI II : MANUSIA DAN LINGKUNGAN


Seperti halnya dengan lantai I, ruangan lantai II ini juga dibagi menjadi 2 (dua) ruangan, yaitu sebelah barat dan sebelah timur. Di sebelah timur pengunjung bisa menikmati berbagai jenis miniatur rumah adat, seperti : rumah adat Nias dari Sumatera Utara, rumah adat laki-laki dari Papua (Irian Jaya), rumah adat Mentawai dari Sumatera Barat, rumah Jatinegara dari Jakarta, rumah di atas pohon dari Sulawesi, rumah mengambang dari Sumatera Selatan dan yang lainnya. Juga dipamerkan beberapa miniatur lumbung padi dari Lombok, Baduy, Timor dan sebagainya.


Di lantai II ini dipamerkan beberapa alat transportasi darat dan air seperti : perahu Phinisi Nusantara, rakit, gerobak sapi, maupun andong.Perahu Phinisi Nusantara ini ditampilkan untuk mewakili perahu sebagai alat transportasi masyarakat yang tinggal di tepi pantai. Perahu ini juga merupakan kebanggaan masyarakat Indonesia yang membuktikan bahwa nenek moyang masyarakat Indonesia itu adalah pelaut dan juga sebagai bukti bahwa Indonesia adalah negara maritim. Sedangkan rakit biasanya digunakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah tepi sungai.










LANTAI III : SENI DAN KRIYA


Lantai III ini memang menampilkan benda-benda koleksi yang merupakan hasil seni dan karya bangsa Indonesia untuk memenuhi kebutuhan secara rohaniah, sehingga akandapat dirasakan perbedaannya dengan koleksi-koleksi yang lain. Memang lantai III ini diharapkan dapat menjadi puncak dari semua pameran yang ada di gedung museum ini secara keseluruhan.
Koleksi-koleksi yang dipamerkan di lantai III ini juga terdiri dari ahsil seni rupa garapan dan seni ciptaan baru. Seni rupa garapan yaitu segala hasil daya cipta atau hasil budaya yang mempergunakan pola-pola tradisional, baik dalam motif, hiasan, bahan maupun teknik pembuatannya. Sedangkan seni ciptaan baru yaitu hasil karya yang telah menggunakan bahan, motif hiasan serta teknik pembuatannya sudah diselaraskan dengan keinginan/kehendak si pembuat.
Untuk mewakili kelompok hasil seni rupa garapan, diperagakan bermacam-macam batik tradisional, tenun tradisional, perhiasan-perhiasan, senjata tradisional, kerajinan ukir-ukiran di atas kayu, keramik dan sebagainya. Dan untuk mewakili hasil seni ciptaan baru, diperagakan batik dan tenun modern, baik dari cara pembuatannya, bahan maupun fungsi atau kegunaannya sudah lebih modern. Juga dipamerkan berbagai macam keramik, ukiran ataupun anyaman.












LAPORAN PERJALANAN


Pada tanggal 16 April 2017, tepat pada pukul 10.00 am  kami langsung menuju taman mini dari rumah masing-masih , Sebelum kami berangkat, kami sudah melakukan pembagian tugas, baik itu pengambilan gambar atau pun mencatat. Kami menggunakan motor dan mobil, untuk motor perjalanan membutuhkan waktu sekitar 40 menit, sedangkan menggunakan mobil membutuhkan waktu lebih cepat karena melewati tol. Pada pukul 10.15 am  kami berangkat menuju TMII. Sekitar pukul 10.45 kami tiba di lokasi, karena menaiki kendaraan yang berbeda kita bertemu di dekat Tugu monas. Setelah bertemu dengan semua anggota kelompok dan memarkir kendaraan. Kami langsung menuju ke Museum Indonesia  dengan berjalan kaki. Karena hari minggu, banyak sekali pengunjung yang mendatangi objek wisata ini, sehingga kami pun harus berjalan perlahan karena menghindari kendaraan yang lalu lalang.
Dari kejauhan kami pun sudah melihat pintu depan museum Indonesia ,dengan setuhan bentuk bangunan bergaya bali yang terdiri dari 3 lantai , kemudian sesampainya kami di Museum Indonesia kami pun menuju ke loket untuk membeli karcis , kemudian setelah kami masuk kami di kejutkaan dengan pakaian adat dan pakaian pengantin secara lengkap yang terdiri dari 33 provinsi. Koleksi pakaian pengantin dan pakaian adat yang dimiliki museum ini merupakan koleksi terlengkap yang dimiliki oleh sebuah museum di Indonesia bahkan di dunia. Pameran keanekaragaman pakaian adat dan pakaian pengantin merupakan cermin kemajemukan budaya masyarakat Indonesia, baik dari sisi Agama, Pakaian, Kesenian, maupun Adat-istiadatnya. Pada bagian lain, lantai ini juga memaparkan berbagai jenis wayang dalam sebuah diorama serta alat musik tradisional.
Setelah kami asik berfoto dan mencatat tentang sejarah pakaian adat yang ada di Indonesia kami pun berlanjut ke lantai 2, pada kali ini kami di suguhi dengan bebrapa bentuk rumah tradisional berupa rumah tinggal, rumah ibadah, dan lumbung padi. Bangunan-bangun tersebut menyesuaikan dengan keadaaan lingkungan, termasuk bentang darat, misalnyarumah di dataran rendah, di atas pohon, ataupun di atas sungai. Selain itu juga, ditampilkan ruangan bangunan rumah, antara lain kamar pengantin Palembang, ruang dalam Jawa Tengah, dan ruang dapur batak. Benda budaya dan peralatan mata pencaharian yang dipamerkan meliputi alat perikanan, alat berburu dan meramu, alat pertanian serta upacara daur hidup (Life cycle rites) ditampilkan dalam bentuk diorama, meliputi ucapara tujuh bulan (mitoni), upacara turun tanah, upacara khitanan, upacara potong gigi (mapedes),
Kemudian kami pun naik ke lantai 4 , ketika kami sampai di lantai empat kami melihat pohon hayat yang begitu besar dan tinggi sehingga membuat kami kagum dengan keindahan pohon tersebut , kami pun bergantian untuk foto di pohon tersebut hasil seni garapan dan ciptaan baru, selain itu aneka kain yang meliputi songket, tenun, batik. Selain itu juga terdapat dilantai tersebut, berbagai benda kerajinan dari bahan logam seperti perak, kuningan dan tembaga. Seni ukir juga terdapat disana, antara lain adalah hasil seni ukir dari Bali, Toraja dan Asmat. Pohon hayat yang diilhami gunungan dalam pergelaran wayang sebagai pembuka, pergantian dan penutup suatu adegan dalam pergelaratn wayang berdiri megah setinggi 8 meter dengan lebar 4 meter, lambing alam semesta yang mengandung unsur udara, air, api dan tanah. Penempatan pohon Hayat di lantai III sekaligus menutup rangkain cerita atas seluruh tema pameran secara keseluruhan. Setelah puas berfoto dan menyaksikan koleksi-koleksi yang ada di dalam museum indonesia kamipun memutuskan untuk pulang. Pukul 14.00 kami bergegas untuk pulang karna cuaca di sekitar TMII sudah mulai gelap dan hujan rintik-rintik berjatuhan , kemudian kami pulang menggunakan kendaraan masing-masing.










PENUTUP


KESIMPULAN
Berdasarkan pengalaman yang kami peroleh dari perjalan ini, kami banyak mendapatkan ilmu-ilmu baru tentang kebudayaan Indonesia terutama tentang macam-macam pakaian adat, macam-macam rumah tradisional yang ada di Indonesia,dan juga seni kriya. dapat disimpulkan bahwa ternyata banyak kebudayaan Indonesia yang harus kita ketahui dan tentu saja dilestarikan karena jika kebudayaan hilang, anak dan cucu kita tidak akan mengetahui apa itu Indonesia yang seutuhnya. Maka dengan itu kami mengajak untuk mencintai budaya dan melestarikan budaya  khusunya  yang ada di Indonesia, dan kitapun harus bangga mempunya berbagai macam budaya-budaya di Indonesia tercinta ini.









  
LAMPIRAN

Ini adalah beberapa foto terkait saat kami melaksanakan study wisata ke Museum Indonesia (TMII ) dan Bukti tanda masuk kedalam TMII (karcis) :








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BTemplates.com

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Universitas Gunadarma

Universitas Gunadarma
UG