Hubungan Manusia dan Alam adalah
suatu hubungan yang saling keterkaitan dan saling membutuhkan. Namun,
pertanyaannya sejauh mana hubungan saling membutuhkan tersebut? Seberapa besar
alam membutuhkan kita dan Seberapa besar kita membutuhkan alam untuk menyokong
kehidupan kita? Tentu saja jawabannya adalah kitalah yang lebih banyak membutuhkan
alam dengan terus mengeksplorasinya untuk memenuhi kebutuhan kita. Sehingga
timbul pertanyaan Sudahkah kita memanfaatkan alam dengan bijak? Manusia adalah
khalifah di muka bumi dan sebagai khalifah dia harus bertindak bijak dalam
hubungannya dengan alam. Hubungan manusia dengan alam pada dasarnya didasarkan
pada dua prinsip yaitu: pertama, kewajiban menggali dan mengelola alam dan
segala kekayaannya dan kedua manusia sebagai pengelola alam tidak diperkenankan
merusak lingkungan karena kerusakan lingkungan pada akhirnya akan merusak kehidupan
umat manusia itu sendiri Mengenai prinsip pertama, ALLAH berfirman dalam surat
Hud ayat 61 yang artinya :"Dia (ALLAH) telah menciptakanmu dari bumi
(tanah) dan memerintahkan kalian memakmurkannya (mengurusnya)".
Adapun prinsip yang kedua
dinyatakan ALLAH melalui berbagai ayat didalam Al-Qur'an, diantaranya surat
Al-A'raf ayat 56 yang artinya :"Janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka
bumi setelah ALLAH memperbaikinya" Dengan demikan dapat dipahami bahwa
dasar-dasar dalam melestarikan lingkungan dan memanfaatkan alam secara bijak
untuk kepentingan umat manusia telah digariskan oleh Islam sejak lima belas
abad yang lalu. Agama telah memberi motivasi kepada manusia untuk mewujudkan
kedua hubungan itu dengan sebaik-baiknya Manusia berfungsi sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial. Dalam menjalankan kedua fungsinya tersebut manusia
membutuhkan alam/ lingkungan sekitar baik lingkungan abiotik (seperti udara,
air, tanah dan lain-lain) maupun lingkungan biotik (sesama manusia, hewan,
tumbuhan dll). Manusia harus berinteraksi dengan alam/ lingkungan sekitar Manusia
saling berinteraksi dengan sesamanya karena manusia tidak dapat hidup sendiri
tanpa bantuan lingkungan sekitarnya. Dialam dunia, manusia diciptakan
berpasang-pasangan: ada laki-laki dan ada perempuan, ada yang baik dan ada yang
tidak baik, ada yang sabar dan ada yang tidak sabar dalam menghadapi masalah.
Namun dengan perbedaan-perbedaan yang ada, kita tetap harus saling menghormati
agar tercipta ketentraman hidup. Bayangkan bila manusia sudah tidak saling
menghormati dengan segala kepentingan dan kesibukannya, tentu dunia ini akan
semrawut oleh ulah manusia.
Hubungan antar sesama manusia
yang saling menghormati, mencintai dan menyayangi dapat diterapkan pada berbagai
situasi dan keadaan, misalnya dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Dalam
kehidupan keluarga, misalnya : hubungan dengan suami/istri, hubungan dengan
anak, hubungan dengan orang tua, hubungan dengan saudara harus tetap harmonis
dengan saling memelihara dan memanfaatkan dengan bijak. Sudahkah kita
melakukannya?. Dalam kehidupan bermasyarakat, Sudahkah kita bersilaturahmi
dengan tetangga karena tetangga adalah orang yang terdekat dengan kita. Hubungan
manusia dengan hewan, cara kita sebagai manusia dalam menghormati hewan sebagai
makhluk ciptaan Tuhan YME adalah dengan cara menyayangi dan tidak menyiksa/
membunuhnya. Adapun bila kita ingin memanfaatkannya sebagai bahan pangan, ada
adabnya tersendiri dengan cara menyembelihnya. Ada sebagian manusia menyayangi
hewan dengan cara memeliharanya. Hewan sendiri menurut jenisnya dikategorikan
menjadi dua yaitu jinak dan tidak jinak. Kedua kategori sifat ini dapat
dipelihara manusia. Hewan bermanfaat bagi manusia karena dapat bernilai
ekonomis, dapat dimanfaatkan tenaganya (seperti: kuda, sapi dan kerbau), dan
dapat dipakai sebagai sarana penambah kebutuhan untuk konsumsi manusia
(seperti: ayam dapat diambil telur dan dagingnya) Bila hewan disekitar kita,
tidak kita sayangi maka dapat merugikan jiwa manusia itu sendiri, secara
langsung ataupun tidak langsung hewan tersebut dapat menyerang atau membunuh
kita. Karena kita hidup di dunia tidak hanya berdampingan dengan manusia saja
tetapi dengan hewan juga Hubungan manusia dengan tumbuhan. Manusia hidup
berdampingan dengan tumbuhan. Dalam kehidupan tumbuhan berfungsi sebagai sumber
pangan yang utama karena dialah satu-satunya makhluk yang dapat
berfotosintesis, sebagai sumber oksigen yang kita perlukan untuk bernafas,
sebagai pelindung dari teriknya panas matahari karena ia dapat membantu
mengurangi pantulan sinar matahari dan sebagai sumber keindahan. Bayangkan bila
dunia ini tanpa tumbuhan, tentu akan menjadi dunia yang panas dan gersang.
Mengingat begitu pentingnya fungsi tumbuhan dalam kehidupan kita, sudah sewajarnya
kita membina hubungan yang baik dengan tumbuhan dengan cara memelihara dan
melestarikannya. Jangan membakar hutan karena hutan adalah paru-paru dunia.
Hutan yang gundul dapat memicu terjadinya bencana banjir dan longsor yang dapat
membahayakan manusia sendiri Manusia juga hidup berdampingan dengan lingkungan
sekitar seperti tanah, air dan udara. Semuanya harus kita sayangi karena bila
tidak dapat menjadi sumber malapetaka bagi kita, misalnya : Jangan mencemari
air dengan membuang sampah dan limbah ke sumber air karena dapat mengakibatkan
banjir atau menjadi sumber penyakit.
Bentuk hubunganku dengan alam
adalah hubungan yang saling membutuhkan. Sebagai contoh di halaman rumah
belakang, keluarga kami memelihara ayam, burung dara dan ikan nila. Hewan ini
sudah lama kami pelihara dengan cara menyediakan sangkar untuk ayam dan burung
serta kolam untuk ikan. Kami menyayanginya dengan memberikan dia makan dan
perlindungan berupa sangkar yang aman. Hewan ini pun mendatangkan manfaat yang
besar bagi kami, selain manfaat ekonomis juga dapat menghilangkan stress
ataupun kejenuhan. Jadi intinya adalah kita harus hidup berdampingan dan
bersifat simbiosis mutualisme. Sayangilah alam sekitar seperti kita menyayangi
diri kita sendiri ataupun pasangan hidup kita. Syukurilah limpahan anugerah
yang telah tuhan berikan melalui lingkungan sekitar kita dan jangan lupa
berdo'a agar kita dapat menjadi ahli surga. Mari perbaiki diri dengan lebih
mencintai lingkungan disekitar kita dengan cara sederhana dan dimulai dari diri
kita sendiri !!
Sebelum manusia hadir, alam
semesta telah ada. Alam telah terbentuk, jauh sebelum ada manusia; dan manusia
dengan “sok tahunya,” menyatakan bahwa TUHAN Allah lah yang menciptakan alam
semesta dengan sungguh amat baik; dan itu disediakan untuk manusia; alam
semesta disediakan sebagai pesemaian manusia. dan menurut yang empunya kisah,
manusia di tempakan di Taman Eden. Di
tempat itu, manusia belajar dan berhasil membangun hubungan yang harmonis
dengan sesamanya, lingkungan, flora, fauna.
Jadi, ada hubungan timbal balik
antara manusia dan alam. Tercipta hubungan timbal balik yang saling
menguntungkan antara manusia-alam. Ketika manusia berdosa, keharmonisan
hubungan tersebut menjadi rusak, termasuk lingkungan hidup. Pemberdayaan alam,
tidak terbatas pada memenuhi kebutuhan manusia, melainkan untuk mencapai semua
keinginannya. Jika setiap hari [masa, saat, era], pada diri manusia terus
menerus muncul berbagai keinginan baru, maka ia pun berupaya untuk
mendapatkannya. Dan cara terbaik untuk itu adalah mengambil dari alam, akan
tetapi, setelah itu bukan berarti membiarkan alam dalam keadaan rusak dan porak
poranda. Pada umumnya, tiga kategori hubungan manusia-alam atau alam-manusia,
yaitu alam harus ditakuti; alam harus ditaklukan; dan menjaga keselarasan alam.
Alam harus ditakuti. Relasi
manusia-alam seperti ini, muncul karena
kesadaran bahwa dirinya [manusia bersangkutan] hanya merupakan bagian
terkecil dari alam semesta; lemah dan tak berdaya; sedangkan alam mempunyai kekuatan
dan kuasa yang maha dasyat. Sehingga tidak ada seorang pun mampu menguasai dan
menakklukan kekuatan alam tersebut. Bahkan, pada komunitas masyarakat tertentu,
memahami bahwa ada bagian-bagian pada alam merupakan pribadi yang harus
dihormati; ataupun ada pribadi tertentu yang menguasai alam; ia bisa
mencurahkan murkanya jika manusia merusak wilayah kekuasaannya. Pada konteks
komunitas masyarakat alam harus ditakuti, biasanya membangun serta menghasilkan
unsur-unsur budaya yang berakar dari relasi tersebut, Misalnya, agama-agama
suku asli; salah satu ciri khas masyarakat penganut agama suku adalah
berhubungan dengan alam. Mereka memahami bahwa alam [gunung, pohon, hutan,
sungai, dan lain-lain] mempunyai penunggu atau penguasa; ia adalah pribadi yang
mempunyai kekuatan, bisa marah, memberi berkah,
dan lain-lain. Oleh sebab itu, manusia harus sesering mungkin memberi
sedekah kepada parapenunggu atau penguasa tersebut; manusia tidak boleh atau
dilarang memasuki dan merusak area kekuasaan sang penunggu dan penguasa itu,
karena merupakan wilyah suci serta keramat; jika wilayah suci serta keramat
tersebut rusak maka manusia akan mengalami berbagai bencana karena amarah sang
penunggu atau penguasa alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar